Kibas Ilalang
HL itu besok. Hari ini ayunan pena dan persahabatan... WWW.KIBASILALANG.COMMemotret Kapal Mewah Tommy Winata Berbuah Bentakan
REP | 18 December 2011 | 18:46 6191 135 6 dari 11 Kompasianer menilai menarik
Berulang
kali saya berpikir, apakah perlu menuliskan pengalaman kurang
menyenangkan ini. Maklum saja, hal ini menyangkut seorang konglomerat
papan atas, Tommy Winata (TW). Tidak secara langsung sih, tapi tetap
saja bayang-bayang bagaimana kantor tempo di obrak-abrik, masih berbekas
di ingatan saya.
Namun,
setelah berpikir bahwa saya, bukan sedang menulis TW dengan isu judi,
atau gossip seputar pulau-pulau yang ia “miliki” di gugusan kepulauan
Seribu. Jadi saya berpikir tak ada salahnya menuliskan pengalaman ini.
Bermula
dari keinginan saya mencari informasi mengenai paket wisata ke
kepulauan Seribu. Kemarin (17/12) saya menuju ke Ancol. Setelah mendapat
informasi yang cukup dari salah satu biro wisata di kawasan dermaga
Ancol. Saya tertarik untuk foto-foto. Karena, jarang-jarang bisa datang
ke sisi Ancol bagian dermaga ini.
Untuk mendapat angle
yang asyik, saya menyusuri dermaga hingga ke ujung. Di dekat sebuah
café. Saya ambil foto-foto ke arah pusat rekreasi Ancol dan ke arah laut
lepas. Lalu, mata saya tertarik dengan kibaran bendera di sebuah kapal
pesiar mewah. Langsung saja saya foto bendera itu, sekitar lima kali
jepret. Tiba-tiba seorang petugas keamanan menghampiri.
“Maaf pak, buat apa foto-foto ?” Begitu petugas keamanan itu menyapa saya
“Lha, emang kenapa mas ?”
Kaget saya mendengar suara agak tinggi dan tatapan yang mengintimidasi
dari petugas keamanan itu. Saya juga tak tahu petugas keamanan apakah
orang tersebut, keamanan kawasan wisata Ancol atau keamanan dermaga atau keamanan khusus. Tubuhnya agak tinggi dengan pakaian safari biru-biru dan potongan rambut pendek.
“Kalau foto-foto ke arah sana boleh pak, tapi kalau ke kapal yang itu jangan coba-coba”
Petugas itu, mengarahkan tangannya ke arah lautan lepas kemudian
mengarahkan telunjuknya ke arah kapal mewah dengan logo AG di sisi depan
kapal.
“Saya cuma foto benderanya saja pak, silahkan lihat”
Tapi saya tak menunjukkan kamera, malah agak menjauh dan terus
mengarahkan kamera ke arah kapal-kapal yang bersandar di sisi lain
Ancol. Petugas keamanan itu berdiri mematung di belakang saya. Sayapun
risih, terus saya ucapkan “Tenang aja bos”
Dengan tatapan yang mengintimidasi iapun berlalu sambil berujar “Asal tau aja pak, itu kapalnya Pak TW”, “Tommy Winata, maksudnya ?” sambar saya. “Iyalah emang TW mana lagi..” Petugas itu menjawab keras.
Lelaki-lelaki
yang semula duduk bersama petugas itu tiba-tiba berdiri dan tatapan
mata mereka sangat intimidatif. Saya yang sendirian, mikir juga.
Akhirnya, saya arahkan langkah ke tampat saya memarkir motor.
Namun,
diam-diam saya mengendap di belakang mobil dan mencoba tetap membidik
kamera ke arah kapal pesiar mewah itu. Awalnya saya tak tertarik
mengambil foto kapal itu, gara-gara “promo” dari si petugas akhirnya
saya malah terpancing ambil fotonya.
Toh,
pikir saya, tak sedang menjpret TW sedang rapat di kapal itu, atau
sedang berpesta. Itu hanya kapal yang kebetulan saja milik TW. Apa
salahnya saya foto ? Kalau tak mau dilihat orang ya masukin kamar saja,
pikirku. Tapi, lalu saya berpikir apa ada larangan undang-undang tentang
property yang saya langgar ? Ah, entahlah. Toh saya tak ada maksud
mencuri kapal itu. J
Di
parkiran saya mencoba memastikan kepemilikan kapal itu. Benar saja,
orang-orang disana hampir semua hafal bahwa kapal itu miliknya TW.
Mereka bilang, kapal itu biasanya digunakan oleh orang-orang dari luar
negeri. Tak heran, karena TW memang punya usaha pariwisata. Ah sudahlah..
***
Saya
membagi cerita ini, hanya untuk mengingatkan, kadang keisengan kita
bisa saja menjumpai hal-hal “besar”. Termasuk cerita saya ini. Coba
kalau saya tak iseng foto-foto bendera di kapal orang. Mungkin saya tak
akan pernah tahu kalau TW punya kapal, yang kalau dilihat-lihat di
sepanjang dermaga Ancol salah satu kapal terbesar dan dari luar tampak
mewah.
Kalau
toh akhirnya, harus merasa terintimidasi oleh petugas-petugas itu. Ya,
anggap saja perkenalan tak biasa dengan mereka yang sedang menjaga harta
majikannya. Hanya saja, saya tak habis pikir. Mobil RI-1 saja masih
boleh difoto, masak iya kapal pesiar TW tak boleh difoto. Ah, entahlah.
Mungkin banyak kisah dibalik kapal itu, hingga si empunya melarang
siapapun ambil foto kapalnya. Kapal itu, menurut orang-orang di sekitar
dermaga disewakan, anda berniat menyewanya ? Silahkan hubungi TW atau
karyawannya di dermaga Ancol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar